Kategori: Ekonomi

Netizen Ramaikan Boikot Kurma Isral Jelang Bulan Ramadhan

Netizen Ramaikan Boikot Kurma Isral Jelang Bulan Ramadhan

Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, seruan boikot kurma Israel kembali ramai digaungkan oleh netizen di berbagai platform media sosial. Aksi ini bukan kali pertama terjadi, namun intensitasnya meningkat seiring dengan isu geopolitik dan solidaritas terhadap Palestina. Lantas, mengapa kurma Israel menjadi target boikot menjelang bulan yang penuh berkah ini?

Alasan utama di balik seruan boikot kurma Israel adalah adanya dugaan kuat bahwa sebagian keuntungan dari penjualan produk tersebut digunakan untuk mendukung tindakan yang dianggap melanggar hak asasi manusia dan menduduki wilayah Palestina. Netizen yang menyerukan aksi ini berpendapat bahwa membeli kurma Israel secara tidak langsung turut berkontribusi pada konflik yang berkepanjangan.

Kampanye boikot ini biasanya semakin masif menjelang Ramadhan karena kurma menjadi salah satu hidangan wajib saat berbuka puasa. Netizen mengajak umat Muslim untuk lebih selektif dalam memilih kurma dan beralih ke produk dari negara lain yang tidak terlibat dalam isu tersebut. Tagar-tagar seperti #BoikotKurmaIsrael dan #RamadhanTanpaKurmaIsrael ramai digunakan di media sosial untuk menyebarkan seruan ini.

Aksi boikot ini tentu menimbulkan dampak ekonomi bagi produsen dan importir kurma Israel. Beberapa toko dan supermarket di berbagai negara, termasuk Indonesia, dilaporkan mulai mengurangi atau bahkan menghentikan penjualan produk kurma Israel sebagai respons terhadap tekanan publik dan sentimen netizen.

Di sisi lain, ada juga pandangan yang berbeda mengenai isu ini. Beberapa pihak berpendapat bahwa boikot ekonomi tidak efektif dan justru dapat merugikan pihak-pihak yang tidak bersalah. Namun, bagi sebagian besar netizen yang menyerukan boikot, aksi ini merupakan bentuk nyata dari solidaritas dan upaya untuk memberikan tekanan moral serta ekonomi terhadap pihak-pihak yang dianggap melakukan pelanggaran.

Menjelang Ramadhan tahun ini, gaung boikot kurma Israel dari netizen semakin kencang. Umat Muslim di seluruh dunia diimbau untuk mempertimbangkan asal-usul produk yang mereka konsumsi dan memilih alternatif yang lebih etis. Aksi ini menjadi contoh bagaimana kekuatan media sosial dapat mempengaruhi opini publik dan bahkan kebijakan ekonomi terkait isu-isu global.

Keluh Kesah Warga Surabaya: Harga Pokok Terus Naik, Beban Ekonomi Kian Berat

Keluh Kesah Warga Surabaya: Harga Pokok Terus Naik, Beban Ekonomi Kian Berat

Keresahan mendalam dirasakan oleh sebagian besar warga Surabaya terkait tren naik harga sejumlah bahan pokok yang terus terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Kenaikan harga yang signifikan pada komoditas seperti beras, minyak goreng, telur, dan gula semakin membebani perekonomian rumah tangga, terutama bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Keluhan mengenai naik harga ini menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan, mulai dari ibu rumah tangga hingga pedagang kecil.

Pantauan di sejumlah pasar tradisional di Surabaya pada Sabtu, 19 April 2025, menunjukkan bahwa harga beberapa komoditas pokok memang mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan beberapa pekan sebelumnya. Harga beras kualitas medium, misalnya, dilaporkan mengalami naik harga sekitar 10-15 persen. Kondisi serupa juga terjadi pada minyak goreng kemasan dan telur ayam ras. Para pedagang pasar mengeluhkan sepinya pembeli akibat naik harga ini, sementara warga terpaksa mengurangi konsumsi atau mencari alternatif yang lebih murah.

Salah seorang warga Surabaya, Ibu Siti (45), mengungkapkan kekhawatirannya terkait naik harga bahan pokok ini. “Semua serba mahal sekarang, Bu. Beras naik, minyak naik, telur juga ikut-ikutan naik. Penghasilan suami tidak seberapa, jadi kami harus benar-benar pintar mengatur pengeluaran. Kalau terus begini, kami semakin sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari,” keluhnya saat ditemui di Pasar Tambahrejo.

Menanggapi keluhan warga terkait naik harga ini, Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) menyatakan telah melakukan pemantauan secara intensif terhadap pergerakan harga bahan pokok di pasaran. Kepala Disperdagin Kota Surabaya, Bapak Fauzi Tjahjono, S.E., M.M., menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah faktor cuaca yang mempengaruhi produksi pertanian dan juga faktor distribusi.

Lebih lanjut, Bapak Fauzi Tjahjono menambahkan bahwa Pemkot Surabaya berupaya untuk menstabilkan harga bahan pokok melalui berbagai upaya, seperti menggelar operasi pasar murah di beberapa titik dan berkoordinasi dengan distributor serta petani untuk memastikan ketersediaan pasokan. Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik dan melakukan pembelian secara bijak serta tidak menimbun bahan pokok. Pemerintah Kota Surabaya berjanji akan terus berupaya untuk menjaga stabilitas harga dan meringankan beban ekonomi warganya di tengah tren naik harga ini.

ProviderIndosat Alokasikan Dana 12T, Ekspansi Jaringan Demi Pemerataan Digital di Indonesia Timur!

ProviderIndosat Alokasikan Dana 12T, Ekspansi Jaringan Demi Pemerataan Digital di Indonesia Timur!

PT Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menunjukkan komitmen kuatnya dalam memperluas jangkauan layanan telekomunikasi di Indonesia Timur. Dengan alokasi dana sebesar 12 triliun rupiah, Provider Indosat berencana untuk melakukan ekspansi jaringan secara besar-besaran di wilayah tersebut. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mewujudkan pemerataan digital dan meningkatkan konektivitas di seluruh pelosok Indonesia.

Fokus Utama Ekspansi Jaringan Indosat

Ekspansi jaringan yang dilakukan oleh Indosat akan difokuskan pada:

  • Peningkatan Infrastruktur: Pembangunan menara telekomunikasi baru dan peningkatan kapasitas jaringan yang sudah ada.
  • Perluasan Jangkauan: Memperluas jangkauan layanan Provider Indosat hingga ke daerah-daerah terpencil dan wilayah perbatasan.
  • Peningkatan Kualitas Layanan: Meningkatkan kualitas layanan internet dan telepon seluler agar lebih stabil dan cepat.
  • Adopsi Teknologi Terbaru: Menerapkan teknologi terbaru, seperti 5G, untuk meningkatkan pengalaman pengguna.

Dampak Positif Ekspansi Jaringan Indosat

Ekspansi jaringan yang dilakukan oleh Indosat diharapkan memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat dan perekonomian Indonesia Timur, antara lain:

  • Peningkatan Akses Informasi: Masyarakat di Indonesia Timur akan memiliki akses yang lebih baik terhadap informasi dan layanan digital.
  • Pendorong Pertumbuhan Ekonomi: Konektivitas yang lebih baik akan mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor-sektor seperti pariwisata, perdagangan, dan UMKM.
  • Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Kesehatan: Akses internet yang lebih luas akan mendukung pengembangan pendidikan dan layanan kesehatan di Indonesia Timur.
  • Pemerataan Digital: Mengurangi kesenjangan digital antara wilayah barat dan timur Indonesia.

Komitmen Indosat dalam Mendukung Pemerataan Digital

Indosat berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan pemerataan digital di Indonesia. Dengan investasi besar-besaran di Indonesia Timur, Indosat berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.

Tantangan dan Harapan

Meskipun memiliki potensi besar, ekspansi jaringan di Indonesia Timur juga menghadapi beberapa tantangan, seperti kondisi geografis yang sulit dan infrastruktur yang belum memadai. Namun, dengan komitmen dan kerja keras dari semua pihak, diharapkan tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi.

Ekspansi jaringan yang dilakukan oleh Indosat merupakan langkah penting dalam mewujudkan visi Indonesia sebagai negara digital yang maju dan berdaya saing. Dengan konektivitas yang lebih baik, masyarakat di Indonesia Timur akan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi terhadap kemajuan bangsa.