Kabar menggemparkan datang dari Pulau Kalimantan! Sebuah penelitian geologi terbaru berhasil mengungkap keberadaan lempeng tektonik purba yang sebelumnya hilang dari catatan sejarah Bumi. Lempeng yang dinamakan Pontus ini diperkirakan berusia sekitar 120 juta tahun dan jejaknya ditemukan tersembunyi di formasi batuan Kalimantan utara. Penemuan signifikan ini sontak menjadi sorotan di kalangan ilmuwan geologi dan membuka tabir baru tentang evolusi tektonik di kawasan Asia Tenggara.
Penemuan ‘bagian Bumi yang hilang’ ini merupakan buah kerja keras ahli geologi Suzanna van de Lagemaat dari Utrecht University dan penyelia-nya, Douwe van Hinsbergen. Melalui analisis mendalam terhadap data geologi dari berbagai formasi pegunungan di kawasan Asia-Pasifik, termasuk penelitian lapangan dan observasi batuan di Kalimantan utara, keduanya berhasil merekonstruksi keberadaan lempeng purba yang sebelumnya tidak dikenal ini. Penelitian laboratorium, khususnya analisis magnetik batuan, memainkan peran krusial dalam mengonfirmasi bahwa batuan-batuan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dan berasal dari lempeng tektonik yang berbeda pula dari lempeng-lempeng di sekitarnya.
Mengapa Lempeng Pontus Disebut ‘Bagian Bumi yang Hilang’?
Lempeng tektonik Pontus diperkirakan terbentuk sekitar 160 juta tahun yang lalu, ketika superbenua Pangaea mulai terpecah. Lempeng masif ini, yang diperkirakan mencakup area seperempat ukuran Samudra Pasifik saat ini, membentang di bawah lautan yang memisahkan Eurasia dan Australia purba. Seiring berjalannya waktu dan pergerakan lempeng-lempeng tektonik lainnya, Pontus perlahan menghilang melalui proses subduksi, di mana ia terseret ke bawah lempeng tetangganya dan masuk ke dalam mantel Bumi. Jejak keberadaannya yang tersembunyi inilah yang baru-baru ini berhasil diungkap di Kalimantan.
Implikasi Penemuan Lempeng Pontus:
Penemuan lempeng Pontus ini memiliki implikasi yang luas bagi pemahaman kita tentang sejarah geologi Bumi, terutama di kawasan yang kompleks secara tektonik seperti Asia Tenggara. Keberadaannya membantu menjelaskan pergerakan dan pembentukan berbagai daratan, termasuk Kalimantan dan Filipina, ke posisi mereka saat ini. Lebih lanjut, penemuan ini menunjukkan bahwa catatan tektonik Bumi masih menyimpan banyak misteri yang menunggu untuk dipecahkan. Para ilmuwan kini akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami interaksi Pontus dengan lempeng-lempeng lain dan dampaknya terhadap pembentukan geologi regional.